Telphone Atau Handphone Sebagai Sarana Kerja E-Konseling

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Swt. Selawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Saw. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami  mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas matakuliah Teori Konseling Dan Psikoterapi.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada bapak yang telah memberikan pengarahan dan bimbingannya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum lah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.         






Banda aceh,   september 2017



Penyusun










DAFTAR ISI
Hlm
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang ................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pelaksanaan E Konseling..................................................................................................4
2.2 Telphone Atau Handphone Sebagai Sarana Kerja E-Konseling.......................................5
2.3  Kelebihan dan Kekurangan E Konseling..........................................................................8

BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA  ............................................................................................................9
PERTANYAAN DARI KAWAN-KAWAN........................................................................10










BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuat semua bisa dilakukan secara manual atau saling bertemu, tetapi di era sekarang tidak perlu susah payah untuk bertemu untuk membicarakan tentang sesuatu hal baik dengan saudara yang jauh ataupun teman yang jauh, cukup dengan menggunakan handphone, atau smartphone, laptop, computer yang tersambung dengan layanan internet. Bimbingan konseling kini sudah tidak hanya dilakukan secara manual atau tatap muka secara langsung, namun setiap layanan Bimbingan konseling dapat dilakukan melalui berbagai media teknologi informasi dan komunikasi yang sekarang sudah sangat pesat perkembangannya. Selain itu, dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling layanan konsultasi juga bisa dilakukan dengan menggunakan media teknologi dan informasi misalnya layanan konsultasi bisa menggunakan telepon, sms, facebook, line, bbm, dsb. Layanan informasi dan orientasi juga bisa dilakukan dengan web, blog sekolah dll. Bidang bimbingan konseling sebetulnya sangat membutuhkan teknologi dan informasi, untuk mempercepat pekerjaan, tidak menunda-nunda pekerjaan, efektivitas waktu, hasil yang lebih memuaskan dibandingkan dengan kinerja manual, dll.
Berbagai permasalahan manusia yang begitu komplek didunia ini membuat manusia untuk menggunakan perkembangan teknologi untuk memudahkan kegiatannya sehari-hari. Dengan berbagai alasan untuk menunjang keefisienan waktu antara konselor dan konseli maka dibutuhkan tehknologi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang dinamakan e konseling, dimana dalam pelaksanaanya e konseling ini tidak dibatasi waktu dan tempat karena konselor dan konseli tidak harus bertemu tatap muka secara langsung. Meskipun dalam pelaksanaan e konseling ini tidak mempertemukan secara langsung antara konselor dan konseli, pelaksanaan e konseling ini cukup efektif dalam membantu menyelesaikan permasalahan konseli. Terdapat dua ulasan tentang kualitas dalam metodologi e terapi yang membantu peramasalahan kesehatan mental yang ditemukan dalam empat belas penelitian, meskipun tidak begitu meyakinkan akan tetapi e terapi memainkan peran dalam bidangnya. Penelitian tentang e kosnseling telah dilaksanakan dalam 92 penelitian yang telah dilaporkan dalam 64 makalah bahwa konseling online telah membantu sekitar 9764 klien.[1]


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PELAKSANAAN E KONSELING
 Tahapan E Konseling Pelaksanaan proses konseling terdapat beberapa tahapan. Pada pelaksanaan e konseling ini juga terdapat beberapa tahap yang tidak jauh berbeda dengan proses konseling pada umumnya. Dalam pelaksanaannya online counselling meliputi tiga tahapan, yaitu tahap I atau persiapan, tahap II atau proses konseling, dan terakhir tahap III atau pasca konseling. Begitu juga dengan e konseling pastinya tidak berbeda jauh prosesnya dengan konseling pada umumnya dan juga online konseling.
Berikut tahapan proses e konseling :
Tahap I (Persiapan) Sebelum memulai proses konseling, sebaiknya dilakukan persiapan yang memadai guna melancarkan proses konseling. Adapun persiapan yang harus dilakukan terdiri dari persiapan konselor sendiri dan media elektronik. Persiapan konselor meliputi keterampilan, latar belakangan pendidikan, pengetahuan akan isu yang akan ditangani, etika dan kaidah hukum, serta manajemen konseling. Persiapan media elektronik berupa penyediaan telepon, PC, dan koneksi internet yang memadai.
Tahap II (Proses Konseling) Tahapan proses konseling tidak jauh berbeda dengan konseling face to face pada umumnya yaitu terdiri dari tahap pengantar, penjagaan, penafsiran, pembinaan, dan penilaian (Prayitno dalam Ifdil, 2011:5). Namun pada pelaksanaannya e konseling tebilang lebih fleksibel dibandingkan konseling face to face pada umumnya karena tidak dibatasi ruang dan waktu.
Tahap III (Pasca Konseling) Tahap pasca konseling ini merupakan tahap terakhir yang merupakan kelanjutan dari tahap penilaian pada proses konseling. Pada tahap ini akan ditentukan langkah lebih lanjut dalam penanganan konseli, dengan beberapa pilihan yaitu: (1) konseling dinyatakan sukses yang ditandai konseli mengalami effective daily living (EDL) atau konseli telah kembali dalam kehidupannya yang normal, (2) konseling dilanjutkan dengan konseling face to face (tatap muka), (3) konseling akan dilanjutkan dengan sesi e konseling lanjutan, dan pilihan terakhir (4) konseli direferal atau dialihkan ke konselor lain. Media-media yang digunakan Pada pelaksanaan konseling tentunya membutuhkan media-media sebagai alat penunjang keberhasilan proses konseling, apalagi jika proses konseling tersebut dilakukan tanpa bertemu dengan konseli. Proses pelaksanaan e konseling dilakukan tanpa bertemu dengan konseli diakrenakan beberapa sebab, oleh karena itu pada proses pelaksanaan e konseling ini dibutuhkan media-media sebagai penghubung antara konselor dengan konseli.

 2.2 TELEPON ATAU HANDPHONE SEBAGAI SARANA KONSELING
Telepon dapat digunakan konselor sebagai media untuk melakukan proses konseling jika dalam prosesnya antara konselor dan konseli tidak dapat bertemu secara langsung. Dalam proses e konseling dengan menggunakan telepon ini konselor dituntut untuk mempunyai pendengaran yang baik tentang apa yang diungkapkan konselinya untuk menunjang keberhasilan proses konseling. Untuk mendukung berjalannya proses konseling dengan menggunakan telepon konselor dituntut peka dalam mendengarkan. Telphone/handphone dapat digunakan untuk menghubungi konselor. konselor dapat mendengar dengan jelas apa yang diungkapkan kliennya melalui fasilitas telphone/handphone. Dengan fasilitas ini pula Konselor dengan segeranya dapat merespon apa yang dibicarakan oleh kliennya. Rosenfield and Smillie (dalam Mallen, 2011) menyebutkan bahwa dalam Studi kasus menunjukkan bahwa konseling dengan menggunakan telepon dapat berjalan efektif dalam membantu menangani individu dengan efek psikologis kanker. [2]
 Berikut beberapa alasan telepon digunakan sebagai media konseling : [3]
1. Jika konseli tidak ingin bertemu dengan orang asing (mungkin konseli korban perkosaan) dan konseli berada di lingkungan asing yang tidak ia kenal
 2. Jika konseli sedang dalam perjalanan atau konseli berada di daerah terpencil yang tidak terdapat konselor profesional
3. Jika konseli bertempat tinggal di daerah asing dan konseli menginginkan konselor yang mempunyai etnis yang sama dengannnya.
4. Jika konseli membutuhkan terapi secara berjalan/berkelanjutan dan tempat tinggal konselor jauh dari tempat asal konseli (luar kota)
5. Konseli tidak percaya dengan konselor lokal yang berada didaerahnya yang mengharuskan konseli untuk mencari konselor dari luar daerahnya
6. Jika konseli malas untuk datang ke kantor konselor dikarenakan kantor konselor jauh dan konseli banyak kesibukan. Hal tersebut banyak membuang waktu dan uang konseli
7. Jika konseli memiliki penyakit yang kronis dan konseli hanya dapat terbaring saja ditempat tidur
8. Menggunakan telepon dalam proses konseling sangat efisien dalam segi finansial dan waktu
9. Konseli lebih merasa nyaman dengan menggunakan telepon karena menurutnya kerahasiaan dapat lebih terjaga Seorang konselor dalam melakukan layanan kosneling dengan.

Dalam konseling melalui telepon tentu ada etika yang mengatur konselor seperti :
1.  Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien.  
2. Gunakan suara yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat.
3. Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.
4.  Mengembangkan perasaan senang dan berfikir positif tentang siapapun yang menelepon ·
5.    Catat hal-hal yang perlu diperhatikan lebih.
6. Memfokuskan pembicaraan guna mengefektifkan penggunaan media komunikasi.
7. Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi selanjutnya.

Seorang konselor dalam melakukan layanan kosneling dengan menggunakan telepon ini terkendala dengan beberapa sebab dikarenakan tidak bertemu secara langsung dengan konseli. Kendala tersebut khususnya terletak pada penggunaan teknik dalam sebuah pendekatan. Pendekatan Cognitif Behavior dan Person Centered lebih cocok digunakan konselor dalam proses konseling dengan menggunakan telepon sedangkan pendekatan Gestalt dan pendekatan-pendekatan yang lain tidak cocok dikarenakan dalam teknik penyelesaian masalahnya membutuhkan beberapa kegiatan dalam prosesnya. Banyak praktisi lebih menyukai menggunakan pendekatan Cognitif Behavior dan Person Centered jika melakukan konseling menggunakan telepon dengan alasan karena lebih mudah digunakan sedangkan pendekatan Gestalt dan pendekatan lainnya dalam tekniknya membutuhkan kegiatan yang harus dipraktekkan secara langsung sehingga tidak cocok jika pendekatan tersebut digunakan dalam konseling melalui telepon.
2.3  KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E KONSELING
Setiap program yang dijalankan tentunya terdapat kelebihan dan kekurangan untuk mengevaluasi kegiatan program tersebut. Berikut kelebihan dan kekurangan e konseling:
a. Kelebihan E Konseling
 1. Layanan dapat dilakukan di luar jam sekolah
2. Efisien waktu karena dapat dilakukan walaupun konselor dan konseli tidak bertemu secara langsung
3. Efisien secara finansial dikarenakan jika antara konselor dan konseli terpisah jarak yang jauh
4. Dapat meningkatkan pemahaman konselor dan konseli tentang perkembangan IT
5. Sekolah atau perguruan tinggi yang sudah dapat menjalankan e konseling tentunya instansi tersebut telah memiliki nilai jual dan kualitas yang tinggi dan dapat dikenal masyarakat luas
 6. Dapat memacu konselor dan konseli untuk selalu mempelajari perkembangan IT

b. Kekurangan E Konseling
1. Biaya awal yang cukup besar untuk mempersiapkan pembelian hardware seperti komputer, layanan internet, dll
2. Terbatasnya kemampuan konselor dan konseli tentang pemahaman perkembangan IT
3. Bagus dan tidaknya sinyal untuk hubungan jarak jauh sangat mempengaruhi proses konseling
4. Keikhlasan konselor untuk memberikan layanan secara non formal
5. Sulit menangkap ekpresi emosional non verbal konseli
6. Pemantauan treatmen didasarkan pada informasi konseli saja


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Perkembangan IT berpengaruh terhadap layanan bimbingan dan konseling baik disekolah maupun diluar sekolah. Dampak perkembangan tersebut memasukkan unsur teknologi kedalam layanan konseling. Layanan tersebut disebut dengan e konseling dimana dalam prosesnya antara konselor dan konseli dapat melakukan konseling tanpa harus bertemu secara langsung. Konselor dalam melakukan layanan konseling menggunakan barang elektronik seperti telepon dan PC (Personal Computer) yang dikolaborasikan dengan jaringan internet
Teknologi informasi semakin berkembang secara pesat seiring dengan keinginan manusia yang mencari kemudahan dalam memenuhi apa yang mereka butuhkan. Pemanfaatan teknologi informasi juga diterapkan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terutama pada layanan konsultasi. Layanan konsultasi yang menggunakan teknologi informasi dapat dilakukan dengan bebebrapa cara seperti cyber counselling, konsultasi melalui internet, dan konsultasi melalui HP . Dalam pelaksanaan layanan tersebut konselor tetap menerapkan asasasas BK serta kode etik BK agar tidak terjadi suatu pelanggaran atau penyimpangan dalam melakukan kegiatan layanan tersebut.








DAFTAR PUSTAKA
Agung Primadika, 2015.“ Fenomena Pemanfaatan TI Bagi BK.
Mallen, Michael J. David L. Vogel, dkk. 2011. Online Counseling, Reviewing the    Literature From a Counseling Psychology Framework:, The Counseling Psychologist, Vol. 33 No. 6, November 2005. 
Goss, S & Anthony, K. 2003. Technology in Counselling and Psychotherapy: A Practitioner’s Guide. New York: Pallgrave Macmillan.
 Jurnal Konseling dan Pendidikan, 19. Kraus, R., Stricker, G., Speyer C. 2011. Online Counseling: A Handbook for Mental Health Professionals. USA: Elsevier. Nelson, R & Jones. 1995.




1 Barrak, 2008 dalam Ron Kraus, George Stricker, Cedric Speyer, 2011:57

Mallen, Michael J. David L. Vogel, dkk. 2011. Online Counseling, Reviewing the    Literature From a Counseling Psychology Framework:, The Counseling Psychologist, Vol. 33 No. 6, November 2005

3 Goss, S & Anthony, K. 2003. Technology in Counselling and Psychotherapy: A Practitioner’s Guide. New York: Pallgrave Macmillan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

E-COUNSELING

Pemanfaatan Jaringan Internet Dalam Bimbingan Konseling

Manfaat dan Peran Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling